SURAT TERBUKA
Ini adalah sebuah surat terbuka
dari saya Kader Konservasi yang saya tujukan kepada seluruh rakyat Indonesia
dan khususnya Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan dan Kementerian
Pariwisata.
Indonesia saat ini sedang
gencarnya mempromosikan wisata-wisata yang terdapat di negeri khatulistiwa ini
yang kaya akan keindahan alamnya baik dataran maupun perairan. Masa saat ini
sangat tren sekali dengan istilah MY LIVE MY ADVENTURE, mulai dari anak-anak
sampai kalangan dewasa menyukai kalimat ini. Oleh karena itu tempat-tempat
wisata seperti gunung, laut dan hutan menjadi salah satu tempat wisata yang
diprimadonakan.
Gunung Anak Krakatau yang berada
di Provinsi Lampung dijadikan salah satu destinasi wisata oleh para wisatawan
lokal maupun mancannegara serta dengan gencar dipromosikan oleh Dinas
Pariwisata Provinsi Lampung dan Pemerintah Kabupaten Lampung Selatan. Hal
tersebut dibuktikan dengan dijadikannya tour Krakatau menjadai salah satu
bagian dari kegiatan tahunan Festival Krakatau. Kegiatan tour Krakatau pada
awalnya hanya melihat gunung anak Krakatau dari atas kapal namun pada tahun
2015 tour Krakatau menjadi kegiatan menginjakan kaki langsung di gunung anak
Krakatau bahkan ada yang melakukan kegiatan menggunakan alat untuk terbang/melayang
di sekitaran gunung anak Krakatau.
Pada hakikatnya berdasarkan
Undang-Undang No 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Hutan dan
Ekosistemnya dengan jelas menyatakan bahwa kawasan cagar alam bukan peruntukan
sebagai tempat wisata.
Pada kesempatan ini saya ingin
membahas bukan tentang pelanggaran hukumnya namun saya ingin mengajak seluruh
masyarakat untuk bersama-sama berfikir, menganalisa dan mengambil langkah
terhadap bahayanya berada di gunung anak Krakatau. Saya menyampaikan ini
berdasarkan kajian-kajian yang telah dilakukan oleh para pakar diantaranya
peneliti dari LIPI dan Badan Geologi Kementerian ESDM. Mari bersama sama kita
analisis :
1. Pernyataan
dari Badan Geologi “G. Anak Krakatau
adalah gunung api strato tipe A dan merupakan gunung api muda yang muncul dalam kaldera 1883
dari kompleks vulkanik Krakatau. Aktivitas erupsi dimulai sejak tahun 1927 – saat
ini dengan letusan abu dan aliran lava
(erupsi tipe strombolian)”. Radius 0 – 2 Km Sering terlanda aliran lava, gas beracun, aliran awan panas,
lontaran batu (pijar) dan hujan abu lebat, radius 2 – 5 Km berpotensi
terlanda aliran lava, kemungkinan aliran
awan panas, kemungkinan lontaran batu (pijar) dan hujan abu lebat, radius 5
– 8 Km berpotensi hujan abu dan
kemungkinan lontaran batu (pijar).
2. Pernyataan
dari LIPI “Merupakan kawasan gunung api yang sangat aktif, letusan tidak
bisa diprediksi, interval letusan sangat tidak menentu, tidak ada sarana
transportasi umum, tidak tersedia cukup sumber air tawar, kunjungan perlu
dibatasi, selain berbahaya juga
mengganggu proses suksesi (darat dan laut), tanah pasir dengan batuan lepas dan
mudah longsor sangat berbahaya bagi pengunjung biasa”.
Dari 2 pernyataan diatas kita
dapat mengambil beberapa kesimpulan gunung anak Krakatau merupakan gunung berapi
yang sangat aktif sampai saat ini,
jarak 0 – 2 Km dari pusat gunung anak
Krakatau merupakan area yang paling
banyak resiko bahaya yang ditimbulkan jika gunung anak Krakatau meletus, waktu terjadinya letusan tidak dapat diprediksi, tidak ada sarana transportasi umum yang
mampu membawa pengunjung secara cepat
ketika terjadi letusan, kegiatan kunjungan mengganggu
proses suksesi alam. Dengan kata lain gunung anak Krakatau merupakan tempat
yang BERBAHAYA untuk dikunjungi.
Saya jujur pernah berkunjung di gunung
anak Krakatau sebanyak 3 kali diantaranya kegiatan perkuliahan, membantu
mendata pohon, dan mengantarkan peserta studi ekologi. Saat itu saya merasa
bahagia dapat ke gunung anak Krakatau dan ingin berkunjung selalu, namun ketika
saya mendapatkan penjelasan dari sumber-sumber diatas saya merasa bersyukur
masih diberikan kenikmatan untuk selamat dan hidup sampai hari ini. Mulai saat itu dan sampai saat ini saya
merasa takut untuk datang ke gunung anak Krakatau, saya tidak habis pikir jika
pada saat saya berada disana dan gunung meletus saya akan bingung berlari ke arah mana karena saya tidak
dapat menentukan dari arah mana aliran
lava dan batu pijar jatuh, dan akan berlindung
dimana karena pohon-pohon yang ada disana pun terbakar ketika terkena aliran
lava atau batu pijar.
Saya merasakan apa yang dirasakan
oleh seluruh masyarakat Indonesia khusunya kaum muda yang memiliki jiwa
petualang yang tinggi, yaitu rasa penasaran dengan kondisi anak dari gunung
yang pada tahun 1883 meletus dengan maha dahsyat, tentu suatu keistimewaan
tersendiri dapat melihatnya secara langsung dan menginjakan kaki langsung di
anak gunung tersebut. Hal itulah yang ada difikiran saya saat itu. Saya yakin
seluruh masyarakat Indonesia belum tahu
tentang karakteristik sesungguhnya dari anak gunung Krakatau, oleh karena itu
saya menulis surat terbuka ini agar seluruh masyarakat Indonesia tau bahwa
sesungguhnya gunung anak Krakatau merupakan gunung yang berbahaya untuk di kunjungi. Semoga dengan tau, maka rasa penasaran semua masyarakat akan dikalahkan
dengan rasa menyayangi keselamatan diri.
Semoga dengan informasi ini dapat
membuat kita berfikir 10 kali
sebelum datang langsung ke gunung anak Krakatau. Jangan sampai ada penyesalan di akhir nanti, jangan
sampai seperti penyesalan orang-orang di pegunungan yang menebangi pohon dan berdapak pada tanah longsor, pembakar hutan
yang akhirnya sakit karena polusi udara,
menebangi mangrove dan akhirnya
terjadi abrasi pantai dan air laut masuk ke daratan. Jangan sampai kita merehkan potensi bahaya gunung anak Krakatau dan
akhirnya menyesal karena kita terkena aliran lava dan batu pijar ataupun
material lain yang dapat merugikan diri kita.
Jika anda yang membaca surat
terbuka ini setuju dengan apa yang
saya tulis, maka saya memohon kepada anda untuk meneruskan dan membagikan surat terbuka ini kepada seluruh
orang-orang yang anda kenal dan seluruh masyarakat Indonesia. Terima kasih saya ucapkan kepada para
pembaca, semoga tulisan ini bermanfaat. Amiin.