Sabtu, 05 November 2011

Kampus ku " Ruang Terbuka Hijau "

Oleh Agung Wahyudi
( Ketua Umum Himpunan Mahasiswa Kehutanan / Himasylva Universitas Lampung )


Universitas Lampung merupakan salah satu universitas di Indonesia yang menyatakan bahwa Unila merupakan Kampus Hijau. Mengapa Unila menyatakan dirinya sebagai Kampus Hijau, menurut Pembantu Rektor I Prof. Hasriadi Mat Akin pernyataan mengenai Unila sebagai Kampus Hijau tidak semata-mata langsung dikeluarkan tetapi melalui proses yang panjang " pada tahun 1995 di Unila terbentuk Program Studi Kehutanan, dan pada tahun tersebut dibentuklah Arboretum Unila yaitu tempat untuk koleksi jenis-jenis pohon yang ada di Indonesia. kemudian pada tahun 1996 dikeluarkannya kebijakan terkait pengomposan sampah dan bebas asap rokok, namun kebijakan ini belum berjalan dengan baik.  pada tahun 2002 dilakukan sosialisasi tata nilai kampus yaitu Tertib, Disiplin, Bersih. dilanjutkan pada tahun 2003 dibuatnya sebuah penangkaran Rusa Sambar ( Cervus unicolor ).  Dan baru pada tahun 2004 dikeluarkan lah pernyataan bahwa Unila merupakan Kampus Hijau ".  Hal lain yang mendasari adalah kondisi Unila yang sebagian lahan terbukanya di tumbuhi oleh berbagai jenis pepohonan.

Setiap perkotaan di Indonesia diharuskan memiliki Ruang Terbuka Hijau 30% dari luasan wilayahnya.  Unila memungkinkan untuk turut andil dalam pemenuhan 30% ruang terbuka hijau di Kota Bandar Lampung.  dari luas Unila 63.5 Ha yang digunakan untuk fasilitas gedung adalah seluas 12.19 Ha baru 1:5 penggunaan lahan untuk fasilitas gedung (Renstra 07-11 h.20.21) Artinya masih terdapat sekitar 51,31 luasan Unila yang masih terbuka (tidak dibangun gedung ). Yang sebagiannya digunakan untuk prasarana jalan dan sisanya dapat digunakan sebagai Ruang Terbuka Hijau Universitas Lampung.  Berdasarkan hasil Inventarisasi mahasiswa Jurusan Kehutanan pada tahun 2009, di lingkungan Unila terdapat lebih kurang 1500 pohon yang diameter batangnya sudah lebih dari 20 cm.  hal ini yang menjadi salah satu bukti bahwa Unila menggunakan ruang terbukanya menjadi Ruang Terbuka Hijau.

Ruang Terbuka Hijau mampu memberikan banyak manfaat bagi makhluk hidup.  Diantaranya adalah fungsi ekologis yaitu dapat meningkatkan kualitas air tanah, mencegah banjir, mengurangi polusi udara dan pengatur iklim mikro serta sebagai habitat satwa. Fungsi lainnya yaitu sosial-ekonomi untuk memberikan ruang interaksi sosial, sarana rekreasi dan sebagai tetenger (landmark) kota.  Hal ini menunjukan bahwa perlu adanya hutan kota pada setiap kota di Negara Kesatuan Republik Indonesia ini.

Dari berbagai fungsi yang dapat diberikan dengan adanya ruang terbuka hijau, saat ini Unila pun mampu memberikan fungsi-fungsi tersebut.  Fungsi yang menonjol adalah fungsi dalam mengurangi polusi udara. hal ini dilihat dari jumlah dan kemampuan pohon-pohon yang ada di Unila untuk menyerap dan menjerat polusi udara.  Fungsi pengatur iklim mikro, setelah kita melakukan perjalanan di Kota Bandar Lampung kemudian kita memasuki kawasan Unila maka kita dapat merasakan perbedaan suasana lingkungan, yaitu suasana yang lebih sejuk.  Fungsi habitat satwa, di lingkungan Unila banyak kita jumpai berbagai jenis satwa, mulai dari yang sengaja ditangkarkan maupun yang hidup liar di lingkungan Unila. Satwa yang ditangkarkan berupa Rusa Sambar (Cervus unicolor), dan yang liar berupa berbagai jenis burung, kupu-kupu, biawak, tupai, ular, tokek, dan berbagai jenis serangga.

Fungsi Sosial ekonomi, keindahan Unila bukan hanya dinikmati oleh mahasiswa Unila melainkan pihak luar pun ikut menikmatinya.  Hal ini dengan banyaknya pengunjung dari masyarakat sekitar Kota Bandar Lampung yang datang dengan tujuan untuk berolahraga lari, menghilangkan penat dengan menikmati kesejukan di Unila, maupundatang untuk berekreasi melihat penangkaran Rusa yang ada di Unila.  Dari kegiatan-kegiatan tersebut terciptalah peluang untuk kegiatan ekonomi, berupa penjualan makanan maupun minuman untuk para pengunjung.

Dan saat ini pada tahun 2011, Unila telah melaukan sosialisasi dan pelaksanaan Green Matric UI. yang pada tahun sebelumnya telah mengeluarkan kebijakan mengikuti Green Matric UI.  Dalam pelaksanaan Green Matric UI ini diperlukan kerjasama multipihak baik dari seluruh warga internal kampus (mahasiswa, karyawan, dosen) maupun dari warga eksternal kampus (pedagang, pengunjung, pemerintah).  Mari Kita sukseskan program Green Matrik pada Kampus Hijau Universitas Lampung. Hijau Kampus ku, Hijau Lampung ku.  Kampus ku "Ruang Terbuka Hijau"

Kamis, 03 November 2011

Satwa Liar Indonesia, Akankah Segera Punah?



Perburuan dan perdagangan satwa liar serta penebangan hutan merupakan ancaman terbesar bagi kelangsungan hidup satwa liar di Indonesia. Adanya peraturan yang berusaha melindungi hidupan liar di negera kita pun ternyata belum cukup mampu menjamin kelestariannya. Disebutkan bahwa Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya yang dengan tegas mensyaratkan penjagaan keseimbangan ekosistem flora dan fauna di Indonesia.
Ditemukan bahwa kerusakan hutan Indonesia saat ini mencapai 3,8 juta hektar setahun. Dan ini berarti dalam satu menit telah terjadi kerusakan hutan sebesar 7,2 hektar. Sedangkan perdagangan satwa liar illegal di Indonesia sudah sangat memprihatinkan. Ditemukan dalam sehari telah terjadi transaksi perdagangan satwa liar secara illegal sebanyak 10-30 ekor.
Kehidupan satwa liar telah di ambang kepunahan apabila usaha perlindungan dan pelestariannya tidak segera dilakukan secara maksimal. Beberapa spesies yang juga menghadapi ancaman kepunahan diantaranya 104 jenis burung, 57 jenis mamalia, 21 jenis reptil, 65 jenis ikan tawar, dan 281 jenis tumbuhan Apalagi 72% hutan yang sebagai tempat tinggal satwa liar di Indonesia telah hilang.
Perhatian pemerintah dalam upaya pelestarian satwa liar Indonesia adalah dengan melakukan upaya penyelamatan dan pelestarian satwa liar di luar habitatnya. Berdasarkan SK. Menteri Kehuatanan dan Perkebunan No. 479/Kpts-II/1998 yang juga telah diperbarui dengan Peraturan Menteri Kehutanan No. P.53/ Menhut – II/ 2006 tentang Lembaga Konservasi disebutkan bahwa lembaga konservasi merupakan lembaga yang bergerak di bidang konservasi tumbuhan dan atau satwa liar di luar habitatnya (ex situ) yang berfungsi untuk pengembangbiakan dan atau penyelamatan tumbuhan dan atau satwa dengan tetap menjaga kemurnian jenis guna menjamin kelestarian keberadaan dan pemanfaatannya.
Adapun bentuk lembaga konservasi adalah Kebun Binatang, Taman Safari, Taman Satwa, Taman Satwa Khusus, Pusat Latihan Satwa Khusus, Pusat Penyelamatan Satwa, Pusat Rehabilitasi Satwa, Museum Zoologi, Kebun Botani, Taman Tumbuhan Khusus, Herbarium.
Fungsi utama kebun binatang dan beberapa lembaga konservasi satwa adalah suatu tempat untuk melakukan perawatan dan pengembangbiakan berbagai jenis satwa berdasarkan etika dan kaidah kesejaheraan satwa, sebagai sarana perlindungan dan pelestarian jenis dan dimanfaatkan sebagai sarana pendidikan, penelitian, pengembangan ilmu pengetahuan dan tehnologi, serta sarana rekreasi yang sehat.

Foto oleh Hardi Baktiantoro -Jakarta (speedhardy@telkom.net)
Ternyata permasalahan dalam upaya perlindungan dan pelestaian satwa liar punbelum berakhir. Kebun binatang sebagai salah satu lembaga konservasi dan digunakan sebagai tempat tinggal ”sementara” selama hutan mereka dalam upaya penyelamatan pun masih belum mampu memberikan kehidupan yang maksimal bagi satwa liar. Pengelolaan yang masih kurang memuaskan, terbukti dari hasil jajak pendapat di Jawa Timur ditemukan hanya 43,5% yang menyatakan kondisi kebun binatang dalam kondisi baik.
Selamat dari ancaman kepunahan saja tidak cukup untuk membuat satwa liar tetap lestari dan berkembag biak dengan baik. Mereka harus mendapatkan kehidupan yang layak tanpa menderita kebosanan, stress, tidak dapat mengekspresikan perilaku alaminya. Animal welfare (kesejahteraan hewan) banyak berbicara tentang kepedulian dan perlakuan manusia terhadap kondisi masing-masing satwa yang berguna untuk meningkatkan kualitas hidup satwa terutama yang berada dalam kandang / captive management.
Didefinisikan sebagai suatu usaha untuk memberikan kondisi lingkungan yang sesuai bagi satwa, sehingga berdampak pada peningkatkan system psikologi dan fisiologi satwa.The Five Freedom (Lima Kebebasan Satwa) merupakan metode sederhana untuk mengevaluasi kesejahteraan satwa dan merupakan kerangka kerja yang sederhana untuk menganalisa sekaligus menentukan langkah yang tepat untuk meningkatkan kualitas hidup satwa.
Beberapa waktu yang lalu kebun binatang menjadi perhatian utama masyakat sebagai sumber penularan flu burung kepada pengunjungnya sehingga beberapa kebun binatang terpaksa harus ditutup dan dilakukan disinfektan. Dan ditemukan kematian sejumlah satwa dikebun binatang karena adanya penyakit berbahaya juga menjadi perhatian serius semua pihak.

Foto oleh World Society for the Protection of Animals -UK
Permasalahan kebun binatang untuk menjaga kelestarian satwa liar dan usaha untuk mengembangbiakannya bukan hanya tanggung jawab pemerintah dan pengelola kebun binatang semata. Perlu dilakukan kerja sama yang baik dengan semua lapisan masyarakat . Profesi dokter hewan sebagai pusat informasi tentang kesehatan hewan yang berdampak bagi kehidupan manusia sangat dibutuhkan. Melakukan suatu evaluasi tentang kemajuan kesehatan bangsa bersama dunia veteriner.
Lalu apa yang telah di lakukan oleh perhimpunan dokter hewan sebagai bagian dari dunia veteriner untuk menjamin satwa dikebun binatang hidup dengan sejahtera dan mendukung peningkakan kesadaran masyarakat akan pentingnya usaha perlindungan satwa liar Indonesia?
Dukungan yang dibutuhkan untuk menjaga kelangsungan hidup satwa liar dari ancaman kepunahan adalah mengembangkan program-program pendidikan dan kesadaran masyarakat, di bidang konservasi dan pemanfaatan secara berkelanjutan keanekaragaman hayati serta pentingnya meningkatkan kualitas hidup hewan dengan memperhatikan kesejahteraannya.
Bersama-sama melakukan evaluasi terhadap kesejahteraan satwa liar di kebun binatang serta mencari solusi terbaik berdasarkan kebutuhan masing-masing individu spesies satwa agar mereka tetap sejahtera meskipun berada di luar habitatnya.

Referensi:
Tempo Interaktif (Mei 2004), Dept. Kehutanan Indonesia (2006), Tempo Interaktif (Jan 2006), Kompas (Nov 2006), Pikiran Rakyat (Nov 2006), World Society for the Protection of Animals (WSPA), Gatra (Mar 2007)
.

9 Penyakit Menular dari Satwa Liar

Oleh: Drh. Luki Kusuma Wardhani

Hepatitis

Di seluruh dunia diperkirakan 2 milyar manusia telah terinfeksi penyakit hepatitis. Dua juta orang meninggal tiap tahunnya atau tiap menitnya ada 4 orang meninggal akibat kasus penyakit tersebut. Kecepatan penularan penyakit hepatitis 4 kali lebih cepat dari penyakit HIV. Penularan penularan penyakit hepatitis ini melalui aliran darah, plasenta bayi bagi ibu yang mengandung serta cairan tubuh seperti sperma, vagina, dan air liur.
Orang yang terkena hepatitis, hatinya akan rusak. Perutnya tampak membesar, muntah, diare dan kulit berwarna kekuningan. Fungsi hati yang menyaring racun telah hancur oleh virus ini, akibatnya kematian mengancam penderita hepatitis.
Satwa primata (bangsa kera dan monyet) dapat menularkan penyakit hepatitis melalui gigitan atau cakaran. Hati-hati memelihara primata, karena barangkali primata itu terinveksi hepatitis dan sekali dia menggigit anda maka anda berisiko tertular hepatitis.

Tuberculosa (TBC)

TBC adalah penyakit yang menyebabkan kematian terbesar kedua di Indonesia. Gejala yang ditimbulkan antara lain gangguan pernafasan seperti sesak nafas, batuk sampai berdarah, badan tampak kurus kering dan lemah. Penularan penyakit ini sangat cepat karena ditularkan melalui saluran pernafasan.
Selain manusia satwapun dapat terinfeksi dan menularkan penyakit TBC melalui kotorannya. Jika kotoran satwa yang terinveksi itu terhirup oleh manusia maka membuka peluang manusia akan terinveksi juga penyakit TBC. Penyakit Tuberculosis bersifat menahun atau berjalan kronis, sehingga gejala klinisnya baru muncul jika sudah parah.
Satwa yang punya potensi besar menularkan penyakit TBC ke manusia adalah primata, misalnya orangutan, owa dan siamang.

Rabies

Penyakit mematikan yang disebabkan oleh virus ini dikenal juga sebagai penyakit anjing gila. Penyakit yang menyerang susunan syaraf pusat ini dapat ditularkan ke manusia lewat gigitan satwa. Kasus gigitan hewan penyebar rabies adalah anjing (90%), kucing (3%), kera (3%) dan satwa lain (1%).
Gejala yang ditimbulkan bila terinfeksi rabies pertama-tama adalah tingkah laku yang abnormal dan sangat sensitif (mudah marah), kelumpuhan dan kekejangan pada anggota gerak. Penderita akan mati karena kesulitan untuk bernafas dan menelan dalam kurun waktu 2-10 hari.

Cacing

Cacingan sering dianggap penyakit yang ringan, padahal penyebab kematian terbesar satwa dipelihara oleh manusia dalam kondisi buruk adalah penyakit ini. Stress dapat meningkatkan jumlah infeksi cacing dalam tubuh. Dengan ukuran yang sangat kecilyaitu 0,01-0,1 mm, sangat memudah bagi parasit menular ke semua satwa termasuk manusia.
Diare, badan kurus, kekurangan cairan (dehidrasi), anemia serta badan lemas merupakan gejala awal yang ditimbulkan oleh adanya infeksi cacing. Kejang-kejang pada seluruh anggota gerak, perut membesar dan keras akibat adanya timbunan gas (kembung) merupakan tanda bahwa racun telah menyebar ke seluruh tubuh. Bila tidak segera diobati maka kematian akan menjemput penderitanya.
Hampir semua satwa yang berpotensi menularkan penyakit cacingan, misalnya primata, musang, kucing, burung nuri, kakatua, dan lain-lain.

Toxoplasmosis

Penyakit ini ditakuti oleh kaum wanita karena menyebabkan kemandulan atau selalu keguguran bila mengandung. Bayi yang lahir dengan kondisi cacatpun juga dapat di sebabkan oleh penyakit ini.
Penyakit Toxoplasmosis disebarkan oleh satwa bangsa kucing, misalnya kucing hutan, harimau atau juga kucing rumahan. Penularan kepada manusia melalui empat cara yaitu: secara tidak sengaja menelan makanan atau minuman yang telah tercemar Toxoplasama, memakan makanan yang berasal dari daging yang mengandung parasit Toxopalsma dan tidak dimasak secara sempurna/setengah matang. Penularan lain adalah infeksi penyakit yang ditularkan melalui placenta bayi dalam kandungan bagi ibu yang mengandung. Cara penularan terakhir adalah melalui transfusi darah.

Psitacosis

Walaupun belum ada laporan tentang kasus penyakit Psittacosis yang diderita oleh manusia tetapi penyakit yang disebarkan oleh burung paruh bengkok (nuri dan kakatua) ini dapat menyebabkan gangguan pernafasan. Penularannya bisa lewat kotoran burung yang kemudian terhirup oleh manusia.
Gejala klinik yang ditimbulkan antara lain adalah gangguan pernafasan mulai dari sesak nafas sampai peradangan pada saluran pernafasan, diare, tremor serta kelemahan pada anggota gerak. Kondisi akan semakin parah bila penderita dalam kondisi stress dan makanan yang kekurangan gizi.

Salmonellosis

Bakteri Salmonella masuk ke tubuh penderita melalui makanan atau minuman yang tercemar bakteri ini. Akibat yang ditimbulkan bila terinfeksi bakteri Salmonella adalah peradangan pada saluran pencernaan sampai rusaknya dinding usus. Akibatnya penderita akan mengalami diare, sari makanan yang masuk dalam tubuh tidak dapat terserap dengan baik sehingga penderita akan tampak lemah dan kurus. Racun yang dihasilkan oleh bakteri Salmonella menyebabkan kerusakan otak, organ reproduksi wanita bahkan yang sedang hamilpun dapat mengalami keguguran.
Satwa yang bisa menularkan penyakit salmonella ini antara lain primata, iguana, ular, dan burung.

Leptospirosis

Penyakit yang disebabkan oleh sejenis kuman ini menyerang semua jenis satwa termasuk manusia. Organ tubuh yang paling disukai oleh kuman ini tumbuh subur adalah ginjal dan organ reproduksi. Penularan penyakit berawal dari adanya luka yang terbuka dan terkontaminasi dengan air kencing atau cairan dari organ reproduksi. Bakan makanan atau minuman yang tercemarpun dapat menyebakan infeksi masuk dalam tubuh.
Gejala yang mudah diamati bila terinfeksi penyakit ini adalah air kencing berubah menjadi merah karena ginjal penderita mengalami perdarahan. Selain itu kepala akan mengalami sakit yang luar biasa, depresi, badan lemah bahkan wanita hamil juga akan mengalami keguguran. Sampai saat ini belum ada vaksin Leptospira untuk manusia, yang tersedia hanya untuk satwa. Satwa yang bisa menularkan penyakit mengerikan ini adalah anjing, kucing, harimau, tikus, musang, jelarang dan tupai.

Herpes

Adanya pelepuhan kulit di seluruh tubuh merupakan gejala awal yang ditimbulkan bila terinfeksi virus herpes. Virus ini bisa berakibat kematian bagi bangsa primata. Manusia dapat tertular dari gigitan atau cakaran satwa yang mengandung virus tersebut. Penderita penyakit ini akan mengalami dehidrasi akibat pelepuhan kulit dan akhirnya kematian akan menjemputnya. Hati-hati jika memelihara primata seperti monyet, lutung, owa, siamang, orangutan, dan lain-lain. Bisa jadi primata yang anda pelihara itu ternyata menderita herpes!.

(dikutip dari  http://www.profauna.org/content/id/9_penyakit_menular_dari_satwa_liar.html#top )

Carbon Dunia

Perubahan iklim dipengaruhi oleh kegiatan-kegiatan manusia yang menghasilkan emisi gas rumah kaca (GRK) di atmosfer. Peningkatan suhu bumi atau sering dikenal dengan pemanasan global merupakan hal yang nyata atas sejumlah pengamatan suhu udara dan samudera yang meningkat, meluasnya salju dan es yang meleleh dan kenaikan muka air laut rata-rata (IPCC, 2007). Kenaikan suhu bumi ini menjadi ancaman bagi kehidupan manusia dalam bentuk bencana kekeringan, banjir, tenggelamnya pulau-pulau, kelaparan, kesehatan, dan lain-lain.
Sepanjang abad ke-20, benua Asia telah mencatat rekor kenaikan suhu tertinggi 1° C (IPCC, 2007). Karena emisi akan tetap berada di atmosfer dalam waktu lama, pemanasan 10 tahunan sebesar 0,2° C hingga tahun 2030 diprediksi akan terjadi (IPCC, 2007). Menurut World Bank (2007), meningkatnya konsentrasi karbon dioksida (CO2) sebanyak dua kali lipat akan meningkatkan suhu bumi sebesar 1,4-5,8° C. Di Indonesia sendiri telah terjadi peningkatan suhu udara sebesar 0, 3° C sejak tahun 1990. Sementara di tahun 1998, suhu udara mencapai titik tertinggi, yaitu sekitar 1° C di atas suhu rata-rata tahun 1961-1990 (Hulme and Sheard, 1999). Skenario konsentrasi CO2, kenaikan suhu bumi dan kenaikan muka air laut rata-rata secara global sampai tahun 2100 diperlihatkan pada Tabel 1 di bawah ini. Menurut World Bank (2007), negara-negara industri di bagian utara menghasilkan emisi antara 10 – 1.600 juta metrik ton Karbon, jauh melebihi negara-negara di bagian selatan yang menghasilkan emisi 0 – 100 juta metrik ton Karbon. Gambar 1 memperlihatkan sebaran emisi Karbon Dioksida (CO2) yang dihasilkan oleh negara-negara di dunia berdasarkan laporan World Bank tahun 2007.
Tabel 1. Konsentrasi CO2 menurut skenario IPPC tahun 2001
Sumber: IPCC, 2001
Sumber: World Bank, 2007
Gambar 1. Total emisi Karbon Dioksida (CO2) pada masing-masing negara di dunia

Protokol Kyoto merupakan sebuah kesepakatan yang menjadi kelanjutan dari berbagai kesepakatan penyelamatan bumi akibat pemanasan global. Protokol Kyoto mewajibkan sejumlah negara industri untuk menurunkan emisi GRK sebesar 5,2 persen dari tingkat emisi tahun 1990 hingga akhir tahun 2012. Untuk mencapai target pengurangan emisi GRK, Protokol Kyoto mengadopsi beberapa mekanisme yaitu perdagangan karbon (carbon trading), implementasi bersama (joint implementation), dan mekanisme pembangunan bersih (CDM-clean development mechanism). Ada dua jenis perdagangan karbon yang dikenal saat ini yaitu perdagangan emisi (emission trading) dan perdagangan kredit berbasis proyek (trading in project based credit). Gambar 2 memperlihatkan negara-negara non-Annex 1 atau negara-negara yang tidak diharuskan mengurangi emisi yang potensial untuk dijadikan lokasi kegiatan pengurangan emisi baik dalam bentuk perdagangan karbon maupun CDM (IPCC, 1995).
Perdagangan karbon (carbon trading) adalah salah satu skema yang didorong dalam upaya mengurangi dampak pemanasan global yang berlangsung saat ini. Walaupun banyak pihak yang menolak skema ini karena dianggap lebih menguntungkan negara-negara industri (negara-negara Annex 1 dalam Protokol Kyoto) yang diperbolehkan terus menghasilkan emisi asalkan memberikan kompensasi yang salah satunya dalam bentuk penanaman pohon dan pelestarian hutan di negara-negara selatan termasuk di Indonesia (skema REDD-Reducing Emissions from Deforestation and Forest Degradation dalam Bali Road Map 2007).
Vegetasi hutan tropis memiliki peran yang kuat dalam perubahan iklim lokal dan global, dan memiliki peran penting dalam fluktuasi karbon global (IPCC, 1996; Dixon et al., 1994). Vegetasi menyerap CO2 di atmosfer (carbon sink) melalui proses fotosintesis dan menyimpan karbon dalam struktur tanaman (Dixon et al., 1994). Dalam skema REDD ada 2 (dua) parameter yang digunakan untuk menilai keberhasilan skema tersebut yaitu perubahan luas tutupan lahan (forest cover change) dan perubahan stock karbon (carbon stock change) (IFCA, 2007).
Penelitian ini memaparkan metode perhitungan luas tutupan hutan dan estimasi stock karbon menggunakan data penginderaan jauh. Teknologi penginderaan jauh merupakan teknologi yang sangat bermanfaat dalam membantu melakukan kajian perubahan tutupan lahan dan estimasi stock karbon karena memiliki kemampuan melakukan observasi terhadap muka bumi yang dilakukan secara sistematik, wilayah cakupan (area coverage) yang luas mencapai ribuan kilometer, dan waktu ulang perekaman (revisit orbit) yang singkat 2-3 hari.

( dikutip dari http://rsandgistutorial.blogspot.com/2010/03/perhitungan-karbon-stock-dengan.html )

Fungsi RTH


Fungsi RTH
1)      Fungsi utama (intrinsik), yaitu fungsi ekologis
Fungsi ekologis ini yaitu menjamin keberlanjutan suatu wilayah kota secara fisik, harus merupakan satu bentuk RTH yang berlokasi, berukuran, dan berbentuk pasti dalam suatu wilayah kota, seperti RTH untuk perlindungan sumberdaya penyangga kehidupan manusia dan untuk membangun jejaring habitat hidupan liar.
Beberapa fungsi ekologis RTH di kota adalah antara lain sebagai areal resapan air menghasilkan oksigen, meredam kebisingan, filter dari partikel padat yang mencemari udara kota, menyerap gas-gas rumah kaca atau hujan asam,  penahan angin, mencegah intrusi air laut, amelorasi iklim serta konservasi air tanah.
a.       Penyerap karbon dioksida (CO2)
Hutan merupakan penyerap gas karbon dioksida yang cukup penting, selain dari fitoplankton, ganggang dan rumput laut di samudera. Dengan berkurangnya kemampuan hutan dalam menyerap gas ini sebagai akibat menyusutnya luasan hutan akibat perladangan, pembalakan dan kebakaran, maka perlu dibangun ruang terbuka hijau untuk membantu mengatasi penurunan fungsi hutan tersebut. Cahaya matahari akan dimanfaatkan oleh semua tumbuhan, baik ruang terbuka hijau, hutan alami, tanaman pertanian dan lainnya dalam proses fotosintesis yang berfungsi untuk mengubah gas karbon dioksida dengan air menjadi karbohidrat (C6H12O6) dan oksigen (O2). Proses kimia pembentukan karbohidrat (C6H12O6) dan oksigen (O2) adalah 6 CO2 + 6 H2O + Energi dan klorofil menjadi C6H12O6 + 6 O2.
Proses fotosintesis sangat bermanfaat bagi manusia. Pada proses fotosintesis dapat menyerap gas yang bila konsentarasinya meningkat akan beracun bagi manusia dan hewan serta akan mengakibatkan efek rumah kaca. Di lain pihak proses fotosintesis menghasilkan gas oksigen yang sangat diperlukan oleh manusia dan hewan.

b.      Pelestarian air tanah
Sistem perakaran tanaman dan serasah yang berubah menjadi humus akan mengurangi tingkat erosi, menurunkan aliran permukaan dan mempertahankan kondisi air tanah di lingkungan sekitarnya. Pada musim hujan laju aliran permukaan dapat dikendalikan oleh penutupan vegetasi yang rapat, sedangkan pada musim kemarau potensi air tanah yang tersedia bisa memberikan manfaat bagi kehidupan di lingkungan perkotaan. Ruang terbuka hijau dengan luas minimal setengah hektar mampu menahan aliran permukaan akibat hujan dan meresapkan air ke dalam tanah sejumlah 10.219 m3 setiap tahun (Urban Forest Research, 2002).

c.       Penahan Angin
Ruang terbuka hijau berfungsi sebagai penahan angin yang mampu mengurangi kecepatan angin 75 - 80 %. Beberapa faktor yang harus diperhatikan dalam mendesain ruang terbuka hijau untuk menahan angin adalah sebagai berikut :
§  Jenis tanaman yang ditanam adalah tanaman yang memiliki dahan yang kuat
§  Penanaman pohon yang selalu hijau sepanjang tahun berguna sebagai penahan angin pada musim dingin, sehingga pada akhirnya dapat menghemat energi sampai dengan 50 persen energi yang digunakan untuk penghangat ruangan pada pemakaian sebuah rumah. Pada musim panas pohon-pohon akan menahan sinar matahari dan memberikan kesejukan di dalam ruangan (Forest Service PublicationsTrees save energy, 2003)

d.      Ameliorasi Iklim
Ruang terbuka hijau dapat dibangun untuk mengelola lingkungan perkotaan untuk menurunkan suhu pada waktu siang hari dan sebaliknya pada malam hari dapat lebih hangat karena tajuk pohon dapat menahan radiasi balik (reradiasi) dari bumi. Jumlah pantulan radiasi matahari suatu hutan sangat dipengaruhi oleh panjang gelombang, jenis tanaman, umur tanaman, posisi jatuhnya sinar matahari, keadaan cuaca dan posisi lintang. Suhu udara pada daerah berhutan lebih nyaman daripada daerah yang tidak ditumbuhi oleh tanaman. Selain suhu, unsur iklim mikro lain yang diatur oleh ruang terbuka hijau adalah kelembaban. Pohon dapat memberikan kesejukan pada daerah-daerah kota yang panas (heat island) akibat pantulan panas matahari yang berasal dari gedung-gedung, aspal dan baja. Daerah ini akan menghasilkan suhu udara 3-10 derajat lebih tinggi dibandingkan dengan daerah pedesaan. Penanaman pohon pada suatu areal akan mengurangi temperature atmosfer pada wilayah yang panas tersebut (Forest Service Publications, 2003. Trees Modify Local Climate, 2003)

e.      Habitat Hidupan Liar
Ruang terbuka hijau bisa berfungsi sebagai habitat berbagai jenis hidupan liar dengan keanekaragaman hayati yang cukup tinggi. Ruang terbuka hijau merupakan tempat perlindungan dan penyedia nutrisi bagi beberapa jenis satwa terutama burung, mamalia kecil dan serangga. Ruang terbuka hijau dapat menciptakan lingkungan alami dan keanekaragaman tumbuhan dapat menciptakan ekosistem lokal yang akan menyediakan tempat dan makanan untuk burung dan binatang lainnya (Forest Service Publications, 2003. Trees Reduce Noise Pollution and Create Wildlife and Plant Diversity, 2003).

2)      Fungsi tambahan (ekstrinsik) yaitu fungsi arsitektural, sosial, dan fungsi ekonomi
RTH untuk fungsi-fungsi lainnya (sosial, ekonomi, arsitektural) merupakan RTH pendukung dan penambah nilai kualitas lingkungan dan budaya kota tersebut, sehingga dapat berlokasi dan berbentuk sesuai dengan kebutuhan dan kepentingannya, seperti untuk ke-indahan, rekreasi, dan pendukung arsitektur kota. Dalam suatu wilayah perkotaan empat fungsi utama ini dapat dikombinasikan sesuai dengan kebutuhan, kepentingan, dan keberlanjutan kota.
a.    Fungsi sosial
Ruang terbuka hijau dalam fungsinya secara sosial dapat menurunkan tingkat stress masyarakat, konservasi situ salami sejarah, menurunkan konflik sosial, meningkatkan keamanan kota, meningkatkan produktivitas masyarakat, dan sebagainya.
b.    Fungsi ekonomi
Manfaat ruang terbuka hijau dalam aspek ekonomi bisa diperoleh secara langsung maupun tidak langsung. Secara langsung, manfaat ekonomi ruang terbuka hijau diperoleh dari penjualan atau penggunaan hasil ruang terbuka hijau berupa kayu bakar maupun kayu perkakas. Penanaman jenis tanaman ruang terbuka hijau yang bisa menghasilkan biji, buah atau bunga dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan oleh masyarakat untuk meningkatkan taraf gizi, kesehatan dan penghasilan masyarakat. Buah kenari selain untuk dikonsumsi juga dapat dimanfaatkan untuk kerajinan tangan. Bunga tanjung dapat diambil bunganya. Buah sawo, pala, kelengkeng, duku, asam, menteng dan lain-lain dapat dimanfaatkan oleh masyarakat untuk meningkatkan gizi dan kesehatan masyarakat kota. Sedangkan secara tidak langsung, manfaatekonomi ruang terbuka hijau berupa perlindungan terhadap angin serta fungsi ruang terbuka hijau sebagai perindang, menambah kenyamanan masyarakat kota dan meningkatkan nilai estetika lingkungan kota (Fandeli, 2004).
Ruang terbuka hijau dapat meningkatkan stabilitas ekonomi masyarakat dengan cara menarik minat wisatawan dan peluang-peluang bisnis lainnya, orang-orang akan menikmati kehidupan dan berbelanja dengan waktu yang lebih lama di sepanjang jalur hijau, kantor-kantor dan apartemen di areal yang berpohon akandisewakan serta banyak orang yang akan menginap dengan harga yang lebih tinggi dan jangka waktu yang lama, kegiatan dilakukan pada perkantoran yang mempunyai banyak pepohonan akan memberikan produktivitas yang tinggi.kepada para pekerja (Forest Service Publications, 2003. Trees Increase Economic Stability, 2003).
c.     Fungsi arsitektural
Komposisi vegetasi dengan strata yang bervariasi di lingkungan kota akan menambah nilai keindahan kota tersebut. Bentuk tajuk yang bervariasi dengan penempatan (pengaturan tata ruang) yang sesuai akan memberi kesan keindahan tersendiri. Tajuk pohon juga berfungsi untuk memberi kesan lembut pada bangunan di perkotaan yang cenderung bersifat kaku. Suatu studi yang dilakukan atas keberadaan ruang terbuka hijau terhadap nilai estetika adalah bahwa masyarakat bersedia untuk membayar keberadaan ruang terbuka hijau karena memberikan rasa keindahan dan kenyamanan (Tyrväinen, 1998).

Manfaat RTH
 Manfaat RTH berdasarkan fungsinya dibagi atas:
1)    Manfaat langsung (dalam pengertian cepat dan bersifat tangible)
Contoh manfaat langsung yakni mendapatkan bahan-bahan untuk dijual (kayu, daun, bunga), kenyamanan fisik (perasaan teduh dan segar), dan lain-lain.
2)    Manfaat tidak langsung (berjangka panjang dan bersifat intangible)
                        Contohnya yaitu perlindungan tata air dan konservasi hayati atau keanekaragaman hayati.


Bagan fungsi dan manfaat RTH perkotaan
 
(dikutip dari  http://sites.google.com/site/tamanbandung/fun-facts/untuk-apa-rth )
 

Selasa, 01 November 2011

Sebuah Surat Dari Masa Depan

Sebuah Surat Dari Masa Depan

Kepada Yth

Manusia

Di

Tahun 2011

Aku hidup di tahun 2050. Aku berumur 50 tahun, tetapi kelihatan seperti sudah 85 tahun. Aku mengalami banyak masalah kesehatan, terutama masalah ginjal karena aku minum sangat sedikit air putih. Aku fikir aku tidak akan hidup lama lagi. Sekarang, aku adalah orang yang paling tua di lingkunganku, Aku teringat disaat aku berumur 5 tahun semua sangat berbeda, masih banyak pohon di hutan dan tanaman hijau di sekitar, setiap rumah punya halaman dan taman yang indah, dan aku sangat suka bermain air dan mandi sepuasnya. Sekarang, kami harus membersihkan diri hanya dengan handuk sekali pakai yang di basahi dengan minyak mineral. Sebelumnya, rambut yang indah adalah kebanggaan semua perempuan. Sekarang, kami harus mencukur habis rambut untuk membersihkan kepala tanpa menggunakan air. Sebelumnya, ayahku mencuci mobilnya dengan menyemprotkan air langsung dari keran ledeng. Sekarang, anak-anak tidak percaya bahwa dulunya air bisa digunakan untuk apa saja. Aku masih ingat seringkali ada pesan yang mengatakan: “JANGAN MEMBUANG BUANG AIR” Tapi tak seorangpun memperhatikan pesan tersebut. Orang beranggapan bahwa air tidak akan pernah habis karena persediaannya yang tidak terbatas. Sekarang, sungai, danau, bendungan dan air bawah tanah semuanya telah tercemar atau sama sekali kering. Pemandangan sekitar yang terlihat hanyalah gurun-gurun pasir yang tandus. Infeksi saluran pencernaan, kulit dan penyakit saluran kencing sekarang menjadi penyebab kematian nomor satu. Industri mengalami kelumpuhan, tingkat pengangguran mencapai angka yang sangat dramatik. Pekerja hanya dibayar dengan segelas air minum per harinya. Banyak orang menjarah air di tempat-tempat yang sepi. 80% makanan adalah makanan sintetis. Sebelumnya, rekomendasi umum untuk menjaga kesehatan adalah minum sedikitnya 8 gelas air putih setiap hari. Sekarang, aku hanya bisa minum setengah gelas air setiap hari. Sejak air menjadi barang langka, kami tidak mencuci baju, pakaian bekas pakai langsung dibuang, yang kemudian menambah banyaknya jumlah sampah. Kami menggunakan septic tank untuk buang air, seperti pada masa lampau, karena tidak ada air. Manusia di jaman kami kelihatan menyedihkan: tubuh sangat lemah; kulit pecah-pecah akibat dehidrasi; ada banyak koreng dan luka akibat banyak terpapar sinar matahari karena lapisan ozon dan atmosfir bumi semakin habis. Karena keringnya kulit, perempuan berusia 20 tahun kelihatan seperti telah berumur 40 tahun. Para ilmuwan telah melakukan berbagai investigasi dan penelitian, tetapi tidak menemukan jalan keluar. Manusia tidak bisa membuat air. Sedikitnya jumlah pepohonan dan tumbuhan hijau membuat ketersediaan oksigen sangat berkurang, yang membuat turunnya kemampuan intelegensi generasi mendatang. Morphology manusia mengalami perubahan… yang menghasilkan/melahirkan anak-anak dengan berbagai masalah defisiensi, mutasi, dan malformasi.

Pemerintah bahkan membuat pajak atas udara yang kami hirup: 137 m3 per orang per hari. [31.102 galon] Bagi siapa yang tidak bisa membayar pajak ini akan dikeluarkan dari “kawasan ventilasi” yang dilengkapi dengan peralatan paru-paru mekanik raksasa bertenaga surya yang menyuplai oksigen. Udara yang tersedia di dalam “kawasan ventilasi” tidak berkulitas baik, tetapi setidaknya menyediakan oksigen untuk bernafas.Umur hidup manusia rata-rata adalah 35 tahun. Beberapa negara yang masih memiliki pulau bervegetasi mempunyai sumber air sendiri. Kawasan ini dijaga dengan ketat oleh pasukan bersenjata. Air menjadi barang yang sangat langka dan berharga, melebihi emas atau permata. Disini ditempatku tidak ada lagi pohon karena sangat jarang turun hujan. Kalaupun hujan, itu adalah hujan asam.Tidak dikenal lagi adanya musim. Perubahan iklim secara global terjadi di abad 20 akibat efek rumah kaca dan polusi. Kami sebelumnya telah diperingatkan bahwa sangat penting untuk menjaga kelestarian alam, tetapi tidak ada yang peduli. Pada saat anak perempuanku bertanya bagaimana keadaannya ketika aku masih muda dulu, aku menggambarkan bagaimana indahnya hutan dan alam sekitar yang masih hijau. Aku menceritakan bagaimana indahnya hujan, bunga, asyiknya bermain air, memancing di sungai, dan bisa minum air sebanyak yang kita mau. Aku menceritakan bagaimana sehatnya manusia pada masa itu. Dia bertanya: – Ayah ! Mengapa tidak ada air lagi sekarang ? Aku merasa seperti ada yang menyumbat tenggorokanku. .. Aku tidak dapat menghilangkan perasaan bersalah, karena aku berasal dari generasi yang menghancurkan alam dan lingkungan dengan tidak mengindahkan secara serius pesan-pesan pelestarian… dan banyak orang lain juga !. Aku berasal dari generasi yang sebenarnya bisa merubah keadaan, tetapi tidak ada seorangpun yang melakukan. Sekarang, anak dan keturunanku yang harus menerima akibatnya, Sejujurnya, dengan situasi ini kehidupan di planet bumi tidak akan lama lagi punah, karena kehancuran alam akibat ulah manusia sudah mencapai titik akhir. Aku berharap untuk bisa kembali ke masa lampau dan meyakinkan umat manusia untuk mengerti apa yang akan terjadi… Pada saat itu masih ada kemungkinan dan waktu bagi kita untuk melakukan upaya menyelamatkan planet bumi ini ! Tolong Kirim surat ini ke semua teman dan kenalan anda, walaupun hanya berupa pesan, kesadaran global dan aksi nyata akan pentingnya melestarikan air dan lingkungan harus dimulai dari setiap orang. Persoalan ini adalah serius dan sebagian sudah menjadi hal yang nyata dan terjadi di sekitar kita. Lakukan untuk anak dan keturunan mu kelak”

“AIR DAN BUMI UNTUK MASA DEPAN”



Earth Need Help..